I.
KPD
(KETUBAN PECAH DINI)
A. Pengertian
Ketuban Pecah Dini
adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Ketuban Pecah Dini
pada yang terjadi uk < 37 minggu disebut Ketuban Pecah Dini Prematur. Dalam
keadaan normal 8-10% wanita hamil aterm akan mengalami KPD. KPD premature terjadi
pada 1% kehamilan.
B. Mekanisme Ketuban Pecah Dini
KPD dalam persalinan
secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput
ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang
menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh. Perubahan stuktur, jumlah sel, dan
katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan
selaput ketuban pecah.
Faktor
resiko terjadinya KPD adalah :
-
Berkurangnya asam askorbik sebagai
komponen kolagen
-
Berkurangnya tembaga dan asam askorbik
yang berakibat pertumbuhan struktur abnormal karena antara lain merokok
Degradasi
kolagen dimediasi oleh matriks metalloproteinase (MMP) yang dihambat oleh
inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor proteinase. Pada penyakit
periodontitis dimana terdapat peningkatan MMP, cenderung terjadi KPD.
Pada
trimester ketiga selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput
ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim dan gerakan
janin. KPD pada kehamilan premature disebabkan oleh factor-faktor eksternal,
misalnya : infeksi yang menjalar dari vagina. KPD premature sering terjadi pada
polihidramnion, inkompetensi serviks, dan solusio plasenta.
C.
Komplikasi
a. Persalinan
premature
Pada
kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah KPD. Pada kehamilan antara
28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan < 26 minggu
persalinan terjadi dalam 1 minggu.
b. Infeksi
Resiko
infeksi ibu dan anak meningkat pada KPD. Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada
bayi dapat terjadi septicemia, pneumonia, dan omfalitis. Umumnya terjadi
korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada premature infeksi lebih sering
daripada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada KPD meningkat
sebanding dengan lamanya periode laten.
c. Hipolsia
dan Asfiksia
Pecanya
ketuban menyebabkan terjadinya oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga
terjadi asfiksia atau hipoksia. Semakin sedikit air ketuban, janin semakin
gawat.
D.
Penatalaksanaan
KPD
a. Pastikan
diagnosis
Diagnosis
KPD premature dengan inspekulo dilihat adanya cairan ketuban keluar dari kavum
uteri. Pemeriksaan pH vagina perempuan hamil sekitar 4,5, bila ada cairan
ketuban pHnya sekitar 7,1 – 7,3.
Pemeriksaan
USG adanya KPD dapat dikonfirmasikan dengan adanya oligohidramnion.
b. Tentukan
umur kehamilan
c. Evaluasi
ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin
d. Apakah
dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin
E.
Diagnosis
-
Tentukan pecahnya selaput ketuban,
dengan adanya cairan di vagina.
-
Jika tidak ada, dapat dicoba dengan
menggerakkan sedikit bagian terbawah janinatau meminta pasien batuk atau
mengejan.
-
Menggunakan kertas lakmus (merah menjadi
biru).
-
Tentukan UK, bila perlu lakukan
pemeriksaan USG.
-
Tentukan ada tidaknya infeksi.
-
Tentukan tanda-tanda persalinan dan
scoring pelvic.
-
Tentukan adanya kontraksi yang teratur.
F. Keputusan Klinik
Pada dasarnya bidan
hanya berwenang melakukan pertolongan persalinan dengan kasus KPD hanya jika
kehamilannya tersebut aterm dan air ketuban jernih. Apabila pada kehamilan
preterm atau KPD disertai mekonium bidan diharuskan merujuk dengan memberikan
antibiotic lebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar